BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Pada tahun 2013,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indnesia secara resmi menetapkan
kebijakan untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 di sekolah dasar dan
menengah. Pelaksanaan kurikulum 2013 tidak dilakukan secara serentak bersamaan
melainkan dilakukan secara bertahap, Pada tahun pertama, K13 belum dilakukan
oleh semua sekolah, hanya sekolah yang ditunjuk oleh pemerintah saja yang bisa
melaksanakannya. Adapun pelaksanannya
dimulai di kelas 1- IV SD, kelas VII SMP dan kelas X SMA di sekolah yang
telah ditunjuk oleh pemerintah.[1]
Pada tahun 2018
ini, sudah mulai banyak sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 baik dalam
kegiatan pembelajaran maupun kegiatan sekolah lainnya. Salah satu sekolah di
Kabupaten Bantul yang sudah melaksankan kurikulum 2013 adalah SMA N 1 SEWON
BANTUL. Sekolah yang dikenal dengan jargon “GITATERA” ini mulai melaksakan
kurikulum 2013 sejak tahun pelajaran 2014/ 2015.
Keberhasilan
atau kegagalan implementasi kurikulum di sekolah sangat bergantung pada guru
dan kepala sekolah, karena dua figure tersebut merupakan kunci yang menentukan
serta yang menggerakkan berbagai komponen dan dimensi sekolah yang lain. Dalam
posisi tersebut, baik buruknya komponen sekolah yang lain sangat ditentukan
oleh kualitas guru dan kepala sekolah, tanpa mengurangi arti penting tenaga
kependidikan lainnya. Guru-guru dituntut untuk mengembangkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dapat digali dan dikembangkan oleh peserta
didik.[2]
Kurikulum 2013
diterapkan di SMA N 1 Sewon di semua mata pelajaran termasuk Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti. Berangkat dari latar belakang tersebut, peneliti merasa
tertarik untuk melakukan mini research tentang “Implementasi Kurikulum 2013
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA N 1 Sewon” .
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti di SMA Negeri 1 Sewon ?
2.
Apa
saja permasalahan yang dihadapi guru PAI dalam mengimplementasikan kurikulum
2013 ?
3.
Bagaimana
upaya guru PAI dalam mengatasi permasalahan dalam mengimplementasikan kurikulum
2013 ?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui implementasi
Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di
SMA Negeri 1 Sewon.
2.
Untuk mengetahui permasalahan
yang dihadapi guru PAI dalam mengimplementasikan kurikulum 2013.
3.
Untuk mengetahui upaya
guru PAI dalam mengatasi permasalahan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 ?
D.
Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan
dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.[3] Dari
pengertian tersebut metode penelitian sangat penting karena menentukan
keabsahan penelitian dan cara mendapatkan data. Metode penelitian dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1.
Jenis
Penelitian
Jenis penelitian ini berdasarkan pengumpulan datanya merupakan
penelitian lapangan. Penelitian lapangan berarti penelitian yang mengambil data
dari lapangan. Lapangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah SMA N 1 Sewon. Sedangkan berdasarkan analisis datanya merupakan penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif digunakan untuk memahami fenomena sosial dari
sudut atau perspektif partisipan.[4]
Fenomena sosial yang dimaksud adalah implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran PAI dan
Budi Pekerti di SMA N 1 Sewon.
2.
Penentuan
Subyek dan Obyek
Subyek penelitian merupakan orang yang bisa memberikan
informasi-informasi utama yang dibutuhkan dalam penelitian. Subyek dari
penelitian ini adalah Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dan Peserta didik SMA N 1
Sewon. Pemilihan subyek tersebut karena guru dan
peserta didik dapat memberikan keterangan yang jelas mengenai implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran
PAI dan Budi Pekerti dala pembelajran maupun perencanaan pembelajaran.
3.
Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan untuk
memperoleh data. Penelitian ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu:
a.
Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara pengumpulan informasi yang di dapatkan dari
dokumen yakni peninggalan tertulis, arsip-arsip, akta ijazah, rapot, peraturan
perundang-undangan, buku harian, surat-surat pribadi, catatan biografi dan
lain-lain yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.[5]
Dokumen yang dipakai termasuk dokumen resmi karena merupakan bahan tertulis,
surat-surat dan catatan yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah badan-badan
kemasyarakatan atau organisasi sosial politik.[6] Adapun dokumen yang menjadi sasaran utama
peneliti adalah rencana pelaksanaan pembelajaran guru PAI dan Budi Pekerti SMA
N 1 Sewon.
b.
Wawancara
Wawancara atau interview merupakan salah satu teknik pengumpulan
informasi yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab baik secara
langsung maupun tidak langsung.[7]
Wawancara yang dilakukan termasuk jenis wawancara semi terstruktur yaitu
wawancara yang menggabungkan antara wawancara terstruktur dengan wawancara
tidak tersruktur.[8]
Wawancara dilakukan kepada guru dan peserta didik di SMA N 1 Sewon.
4.
Analisis
Data
Analisis data merupakan proses mengolah dan menafsirkan data
sehingga menjadi temuan penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu:
a.
Metode
Berpikir
Penelitian ini menggunakan metode berpikir induktif. Metode
berpikir induktif terkait dengan jenis penelitian kualitatif. Metode berpikir
induktif karena dapat menganalisis data dari fakta yang bersifat khusus ke arah
fakta yang bersifat umum.
b. Reduksi data
Mereduksi data
berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang
penting , mencari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan
demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya.
c.
Penyajian data
Setelah
mereduksi data, kemudian penyajian data agar data tersebut terorganisasikan,
tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan lebih mudah dipahami.
d.
Penarikan
Kesimpulan
Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif sehingga kesimpulan
dari fakta-fakta yang bersifat khusus ke fakta-fakta yang bersifat umum. Dari data
yang didapat dari dokumentasi dan wawancara
akan diperoleh informasi dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti.
e.
Uji
Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan mengadakan triangulasi
data sumber , yaitu dengan menggunakan sumber ganda dan metode ganda. Data yang
didapat dari hasil wawancara guru akan di cross check dengan data yang didapat
dari hasil wawancara kepada peserta didik. Data yang
didapat dari hasil wawancara juga akan di cross
check dengan data yang didapat dari dokumen-dokumen.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
di SMA Negeri 1 Sewon Bantul.
Implementasi secara garis besar
dapat diartikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau
inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa
perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai, dan sikap. [9] jadi
implementasi terwujud dalam tindakan atas ide atau suatu konsep yang memberikan
dampak tertentu.
Implementasi kurikulum adalah
penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam
tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan,
sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan
karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional, serta
fisiknya.[10]
Sejak keikutsertaan Indonesia di dalam studi Internasional dan PISA (Program
For International Student Assessment) pada tahun 2010, hasil yang
didapatkan menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia belum menggembirakan.
Capaian yang dimaksud adalah kemampuan anak dibawah usia 15 tahun dalam bidang
matematika, sains, dan literasi. Indonesia hanya mampu menduduki peringkat
empat besar dari bawah. Penyebab rendahnya capaian tersebut dikarenakan
banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam
kurikulum Indonesia. [11]
Maka dari itu, diperlukan kurikulum
yang tepat dalam mempersiapkan anak didik menghadapai persaingan dunia. Adapun
kompetensi masa depan yang diperlukan dalam menghadapi arus globalisasi antara
lain berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan
kritis, kemempuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan,
tanggugnjawab, kemempuan memahami perbedaan dan kemampuan hidup dalam
masyarakat global.[12]
Kurikulum 2013 merupakan wujud
pengembangan dan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Imlementasi kurikulum 2013
diharapkan mampu membawa peserta didik untuk memmiliki kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu sehingga peserta didik dapat
melakukan perilaku-perilaku afektif, kognisi, dan psikomotorik dengan
sebaiknya. Dengan begitu, diharapkan peserta didik dapat tanggap dalam
menghadapi arus globalisasi.[13]
Perubahan kurikulum 2006 ke kurikulum 2013 membawa perubahan pada
empat elemen kurikulum yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi
(SI), Standar Proses, dan Standar Penilaian.[14] Standar kompetensi lulusan mengarahkan
adanya peningkatan dan keseimbangan soft
skill dan hard skill pada diri sumber daya manausia. Standar isi,
dalam implementasinya mencakup KI-1 (sikap spiritual), KI-2 (sikap sosial),
KI-3 (pengetahuan), dan KI 4 (keterampilan). Dalam standar proses, pembelajaran
dilakukan dengan pendekatan saintifik dengan lima aktifitas yaitu mengamati,
menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Pembelajaran
tidak terpaku di dalam kelas, namun juga bisa terjadi di lingkungan sekolah,
alam dan masyarakat. Dalam standar penilaian, penilaian terhadap peserta didik
dilakukan melalui penilaian otentik yang meliputi proses bagaimana peserta
didik belajar, capaian hasil, motivasi, motivasi dan sikap terkait dengan
aktifitas pembelajaran.
Adapun Implementasi yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMA Negeri 1 Sewon Bantul. Implementasi
tersebut dapat dilihat dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran
yang dilakukan oleh guru-guru PAI.
1.
Perencanaan Pembelajaran
Dalam
pelaksanaan pembelajaran, guru harus mempersiapkan rancangan pelaksanaan pembelajaran
yang biasa dikenal dengan RPP. Sesuai dengan peraturan menteri pendidikan dan
kebudayaan nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan
menengah, RPP harus disusun secara sistematis agar pembelajaran berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, efisien, serta memberikan peluang
bagi kreativitas peserta didik. Komponen RPP terdiri dari identitas sekolah,
identitas mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi
dasar dan kompetensi inti, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran yang memuat
fakta, konsep, prinsip, dan prosedur, metode pembelajaran, media pembelajaran,
sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran, dan terakhir adalah penilaian
hasil belajar.[15]
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang baik paling tidak harus memuat komponen-komponen yang
tersebut diatas disertai kecocokan dengan KI dan KD. Berdasarkan dokumentasi
yang peniliti peroleh dari Bapak Arif Rahman, S.Pd.I. selaku guru pendidikan
agama Islam dan Budi Pekerti, komponen RPP yang beliau buat sudah sesuai dengan
kompenen RPP yang tersebut pada Permendikbud nomor 22. Adapun lampiran RPP
tertera pada bagian lampiran.
Lampiran RPP
tersebut cocok dan sesuai dengan pernyataan Bapak Arif Rahman, S.Pd.I.,
“Dalam membuat RPP itu mas, harus sesuai dengan permendikbud yang
mana disebutkan bahwa komponen RPP itu paling tidak harus memuat identitas
sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, KI-KD,
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran,
media dan sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran dan tentu penilainnya
juga.”[16]
Berdasarkan
hasil wawancara dan dokumen RPP yang peneliti dapatkan, dapat disimpulkan bahwa
sebelum melakukan pembelajaran, guru PAI kelas X SMA N 1 Sewon melakukan
penyusunan RPP sesuai dengan komponen PRR yag tertuang dalam peraturan menteri
pendidikan dan kebudayaan nomor 22 tahun 2016.
Selain memenuhi
komponen-komponennya, penyusunan RPP kurikulum 2013 perlu memperhatikan
beberapa prinsip, yaitu perbedaan individu, motivasi, pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik, dan pengembangan budaya literasi. Prinsip-prinsip
tersebut termuat dalam RPP yang disusun oleh Bapak Arif Rahman, S.Pd.I.
Prinsip
literasi dapat dilihat dari RPP bagian kegiatan awal dalam langkah-langkah
pembelajaran. Dalam butir c disebutkan bahwa peserta didik secara bersama
bertadarus al-Qur’an selama 5-10 menit. Prinsip student centered dapat
dilihat dari RPP bagian kegiatan inti, yang mana dalam bagian tersebut teruat
kegiatan diskusi antar kelompok, mengidentifikasi kandungan QS Al-Isra, dan
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Sementara itu peneliti belum
menemukan upaya guru dalam memotivasi peserta didik dalam susuan RPP.
Berdasarkan
wawancara dengan Bapak Arif Rahman, S.Pd.I. menyatakan bahwa
”Dalam penyusunan RPP harus memperhatikan silabus, kondisi peserta
didik , motivasi dan yang tak kalah penting harus student centered mas, kalau
dulu KTSP atau K 2006 itu hanya EEK, maka dalam K13 ini harus memuat 5
aktivitas pembelajaran yaitu Questening, Observing Eksperimenting,
Asosiating, , dan Communicating”[17]
Berdasarkan
pernyataan dan dokumen RPP, guru PAI kelas X SMA N 1 Sewon telah
mempertimbangkan prinsip-prinsip pembuatan RPP. Namun demikian terdapat
komponen yang belum lengkap yang belum tercantum dalam RPP yaitu aktivitas
untuk memotivasi peserta didik.
2.
Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dalal kurikulum
2013 terdiri dari kegiatan awal, inti,dan penutup. Dalam pelaksanaannya, guru
harus dapat menimbulkan keberanian peserta didik baik untuk mengeluarkan ide
ataupun mengeluarkan pertanyaan. Guru sebagai fasilitator menjadi pengelola
belajar untuk membelajarkan peserta didik agar berperan aktif sehingga terdapat
perubahan tingkah laku peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam proses pembelajaran, perlu
dilaksanakan dengan pendekatan saintifik yang dilaksanakan dalam lima aktifitas
5M yaitu menanya, mengamati, mencoba, mengasosiasi dan mengkomunikasikan.[18]
Dalam penelitian ini, peneliti tidak bisa
melakukan observasi pembelajaran karena rentang waktu penelitian sama dengan
waktu penilaian akhir sekolah serta calss meeting. Untuk mendapatkan
gambaran pelaksanaan kurikulum 2013, peneliti melakukan wawancara terhadap
guru, peserta didik dan dokumentasi RPP.
a.
Kegiatan Awal
Kegiatan awal dalam pembelajaran PAI dan
Budi Pekerti bersifat fleksibel atau disesuaikan dengan kondisi peserta didik.
Pada kegiatan ini, guru PAI menyiapkan kondisi fisik maupun psikis peserta
didik. Adapun kegiatan awal yang dilakukan oleh bapak Arif Rahman, S.Pd.I
adalah sebagai berikut :
“pada awal pembelajaran tentu kita buka dengan ucapan salam dan diawali
dengan membaca basmallah mas, tidak dengan doa panjang karena doa itu sudah
diucapkan pada awal pagi ketika jam masuk sekolah. Terus saya mengajak murid
untuk membaca al-quran sesuai dengan ayat yang sesuai dengan tema yang akan
kita pelajari. Setelahnya terkadang saya berikan ice breaking untuk
membangkitkan semangat, tetapi ini sifatnya hanya kondsional saja. Selanjutnya
saya sedikit sampaikan tujuan dan kompetensi pembelajaran dan mengadakan
sedikit pertanyaan, ya, kurang lebih saya membutuhkan waktu 10-20 menit
kondisional saja mas, sesuai kondisi peserta didik”[19]
Berdasarkan wawancara diatas, bapak Arif
memberikan motivasi dengan ice breaking dan memberikan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan terkait materi yang sebelumnya dipelajari dan materi yang
akan dipelajari. Apa yang dilakukan bapak Arif dalam melaksanakan kegiatan awal
pembelajaran sesuai dengan pernyataan Vitria Kumala sari yang menyatakan bahwa
:
“ Bapak Arif itu dalam mengajar enak sekali, mudah dimengerti. Hampir
setiap awal belajar, Pak arif memberikan semacam permainan yang membuat kita
semangat, seperti permainan kera-manusia, benar-salah selain itu beliau juga
pasti selalu memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dan akan
dipelajari kak. Walaupun kadang-kadang sedikit lupa, dari pertanyaan pak Arif
itu, saya jadi ingat lagi. Dan sering juga kita diajak untuk bertadarus sebelum
berdiskusi” [20]
Berdasarkan sajian data penelitian tersebut, apa yang
dilakukan oleh bapak Arif Rahman pada
kegiatan awal pembelajaran sudah cukup untuk mengakomodir motivasi peserta
didik dengan memberikan motivasi dan semangat belajar dengan ice breaking.
Menumbuhkan kompetensi spiritual dengan membaca basmallah dan tadarus.
b.
Kegiatan Inti
Kegiatan
inti dalam kurikulum 2013 melibatkan lima aktivitas sekaligus yaitu mengamati,
menanya, mencoba, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan. Lima aktivitas tersebut dapat
terlihat dari RPP yang dibuat oleh bapak Arif. Selain itu pembelajaran perlu
disusun dengan paradigm student centered
yakni pembelajaran berpusat pada peserta didik. Kedudukan guru adalah sebagai
fasilitator saja yang memandu para peserta didik untuk mencari, mengolah dan
menyajikan informasi. Dalam pelaksanaannya apa yang tertuang dalam RPP tersebut
sesuai dengan pernyataan Vitria Kumala Sari.
“Setiap pak Arif mengajar, pasti kami diminta untuk diskusi, waktu
awal-awal saya bingung, tetapi lama-kelamaan saya senang dengan cara seperti
itu kak. Soalnya melatih untuk percaya diri dan juga belajar mandiri, tidak
melulu dikasih tahu dari guru. Dan menjelang akhir pelajaran, pak Arif
meluruskan pendapat-pendapat yang belum tepat.”[21]
Pernyataan tersebut sesuai dengan
pernyataan Afrizal
“ Pak Arif itu kalau ngajar jarang sekali ceramah, waktu 3 jam pelajaran
itu terkadang tidak terasa karena kita diberi masalah terkait materi, semisal
disusruh mencari macam-macam pergaulan bebas dan akibatnya terus disuruh
mengaitkan dengan ayat-ayat quran. Yang terakhir itu pasti pak Arif
mengomentari hasil diskusi yang kami presentasikan sambil memberikan
tambahan-tambahan”[22]
Berdasarkan informasi hasil wawancara
dengan ananda Afrizal dan Vitria, dapat disimpulkan bahwa kegiatan inti dalam
proses pembelajaran yang dilakukan oleh Bapak Arif Rahman menggunakan paradigma student centered
dan lebih banyak mengarahkan peserta didik untuk mencari informasi dengan
melemparkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk
mencapai pembelajaran yang efektif, diperlukan adanya media agar apa yang ingin
disampaikan oleh pendidik dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. [23]
Salah satu ciri khas kurikulum 2013 adalah mengintegrasikan IT dalam
pembelajaran. Dalam pembelajaran, bapak
Arif Rahman lebih sering menggunakan media power point. Seperti penuturan bapak berikut ini :
“saya lebih sering menggunakan power point mas. Dalam materi thaharah,
media elektronik LCD ini sangat membantu dibandingkan harus memahami gerakan
lewan bacaan. Dengan LCD, saya bisa menampilkan video bagaimana bertayamum ,
berwudhu dan beberapa video terkait pembelajaran lainnya”
Pernyataan
tersebut sesuai dengan pernyataan mas Afrizal yang menyatakan bahwa
“Pak Arif seringnya menggunakan power point kak, dan terkadang
memperlihatkan video, terkadang video motivasi juga”
Kedua
pernyataan tersebut sesuai dengan apa yang tertera dalam RPP yang telah disusun
oleh bapak Arif, dalam RPP tersebut disebutkan media pembelajaran terdiri dari
LCD, Laptop.
c.
Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta
didik baik secara individual maupun secara kelompok melakukan refleksi untuk
mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran, memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran, melakukan rencana tindak lanjut dan
menginformasikan kegiatan pembelajaran berikutnya.[24]
Dalam mengimplementasikan kurikulum 2013
mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti, setelah melakukan kegiatan inti, pak Arif
melakukan konfirmasi atas apa yang dipresentasikan peserta didik, melengkapi
pernyataan yang belum lengkap, menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan menutup dengan bacaan hamdallah.
“ sebelum pelajaran saya tutup, saya coba mengomentari presentasi para
peserta didik, Karena dalam presentasi tersebut ada yang lengkap dan ada
beberapa hal yang belum. Tugas saya adalah melengkapi pendapat-pendapat yang
belum tadi mas, selain itu saya juga sampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya mas.”
Pernyataan bapak Arif tersebut sesuai dengan
pernyataan ananda Afrizal, dia menuturkan
“yang dilakukan pakarif menjelang akhir pelajaran itu mengomentari
presentasi dari kami, menambah materi, menanyakan manfaat dari belajar hari
ini, menyamaikan materi selanjutnya dan yang paling saya tunggu adalah
kata-kata mutiara beliau.”
Secara keseluruhan, pelaksanaan pembelajaran
pendidikan agama Islam kurikulum 2013 yang dilakukan oleh bapak Arif Rahman,
S.Pd.I yang dimulai dari kegiatan awal, inti dan penutupan sudah berlangsung
dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan dari kurikulum 2013. Namun
demikian ada aspek yang belum lengkap
yang belum tertulis di lembar RPP namun sudah dilaksanakan dalam pembelajaran
yaitu memotivasi peserta didik.
3.
Penilaian
Pembelajaran
Penilaian
adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik. Penilaian proses pembelajaran kurikulum 2013
dilakukan dengan pendekatan otentik yang menilai kesiapan peserta didik,
proses, dan hasil belajar secara utuh. Hasil penilaian otentik digunakan guru
untuk merencanakan program perbaikan (remedial) pembelajaran, pengayaan
(enrichment) atau pelayanan konseling. [25]
Penilaian
kurikulum 2013 mencakup penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Penilaian sikap dilakukan melalui observasi / pengamatan. Penilaian pengetahuan
dilakukan melalui test tulis dan lisan. Penilaian keterampilan dilakukan
melalui praktik, produk, proyek, dan portofolio.
Implementasi
penilaian kurikulum 2013 mata pelajaran pendidikan agama Islam dilakukan bapak
Arif Rahman dengan test tulis, lisan, praktik. Sementara teknik penilaian
lainnya belum bisa dilakukan karena masih merasa bingung.
“ dalam menilai peserta didik sekarang ini mas, tidak hanya dinilai
dari kemempuan menyerap materi saja, tetapi juga aspek sikap dan keterampilan
juga. Hanya saja saya masih belum bisa untuk menyusun instrument penilaian
sikap dan keterampilan, al-hasil untuk aspek sikap dan keterampilan
kadang-kadang saya buat, kadang-kadang tidak”[26]
Pernyataan yang
dituturkan oleh bapak Arif Rahman tersebut sesuai dengan pernyataan Ananda
Afrizal
“ biasanya tuh kak, Pak Arif itu sering menyuruh kita untuk setor
hafalan, ngasih soal setelah pelajaran, praktik dan biasanya siswa yang aktif
akan mendapat tambahan point”[27]
Berdasarkan
informasi diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam implementasi penilaian
kurikulum 2013 mata pelajaran pendidikan Agama Islam yang dilakukan oleh bapak
Arif di SMA N 1 Sewon belum dilaksanakan secara menyeluruh, hal ini dikarenakan
adanya kebingungan dari guru yang bersangkutan dalam menyusun instrument
penilaian sikap.
B.
Hambatan dalam implementasi kurikulum PAI di SMA N 1 Sewon.
Banyak
hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Dalam jurnal Pesona
Dasar Universitas Syiah Kuala disebutkan terdapat kesulitan dalam pembuatan penilaian hal ini dikarenakan
banyaknya instrument penilaian dalam satu pembelajaran.[28]
Permasalahan yang dialamai oleh guru PAI di SMA N 1 Sewon dalam implementasi
kurkulum 2013 adalah dalam penilaian khususnya dalam membuat naskah deskripsi
dan penilaian sikap. Kendala lain adalah ketersediaan buku pelajaran yang
sesuai dengan kurikulum 2013.
“kesulitan terbesar saya adalah dalam membuat teks deskriptif mas,
selaian itu, mengamati dan menilai satu-persatu peserta didik itu sangat susah
sekali karena disini banyak sekali peserta didik yang saya ajar”
Kesulitan yang
dialami oleh bapak Arif Rahman juga dialami oleh bapak Fathurrahman Taufik
“saya itu mas, susah sekali
membuat deskripsi penilaian, karena saya mendapat pelatihan baru pada tahap
pembuatan RPP. Nilai deskripsi saya buat sebisa saya saj mas, “
Selain mengalami kendala dalam
pelaksanaan penilaian, kendala lain yang dialami dalam pelaksanaan kurikulum
2013 adalah ketersediaan buku pelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013.
“buku-buku yang ada mas, terkadang tidak memuat KD yang tertera di
Permen, kalaupun ada, juga tidak spesifik disebutkan, mungkin pembuatan buku
kurikulum 2013 ini terkesan buru-buru atau bagaimana entahlah, tetapi sebisa
mungkin saya tambah referensi sendiri baik dari buku-buku yang sesuai dengan
materi, ataupun dari internet.[29]
Berdasarkan hasil wawancara
tersebut, kendala guru PAI di SMA N 1 Sewon dalam mengimplementasikan kurikulum
2013 adalah dalam penilaian dan ketersediaan buku pelajaran yang sesuai dengan
kurikulum 2013. Kesulitan terbesar dalam penilaian adalah dalam membuat nilai
deskripsi dan menilai sikap.
C.
Upaya sekolah dalam mengatasi permasalahan pendidikan agama Islam
Secara teoritik keberhasilan suatu
kurikulum secara utuh memerlukan proses panjang, mulai dari kajian dan
kristalisasi berbagai gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan, pengembangan
desain kurikulum, penyiapan dan penugasan pendidik dan tenaga kependidikan,
penyediaan sarana dan prasarana, penyiapan tata kelola pelaksanaan kurikulum,
pembelajaran dan penilaian.
Langkah awal yang telah dilakukan
dalam rangka persiapan implementasi kurikulum 2013 adalah melakukan pendidikan
dan pelatihan kepada seluruh unsur pendidikan.[30]
Atas dasar itu, diklat implementasi kurikulum 2013 merupakan langkah awal yang
sangat penting untuk mempercepat pemahaman dan keterampilan dalam
mengimplementasikan kurikulum tersebut. Selain dilakukan diklat, untuk
memperlancar implementasi kurikulum 2013 dilakukan pendampingan kepada guru dan
kepala sekolah.
Dalam rangka implementasi kurikulum
2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah memiliki rencana
implementasi. Rencana tersebut mencakup tiga kegiatan utama, yaitu penyediaan
buku, sumber daya manusia, terutama guru, dan kegiatan monitoring dan evaluasi.
Sekolah melalui kepala sekolah harus memiliki program implementasi dan
pengembangan kurikulum 2013 yang dapat dilaksanakan melalui kegiatan seminar,
workshop, atau kerjasama guru antarsekolah dan atau antarmata pelajaran. [31]
Langkah-langkah yang dilakukan oleh
SMA N 1 Sewon Bantul dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 adalah dengan
memberikan pelatihan kepada guru-guru termasuk guru pendidikan agama Islam.
“hampir setiap lliburan semester, sekolah mengirimkan guru untuk
pelatihan kurikulum 2013 mas, sayangnya pelatihan-pelatihan untuk penilaian
baru disampaikan sebatas teori jadi saya masih ramang-ramang dalam hal
penilaian”
Pengiriman guru dalam pelatihan
kurikulum 2013 juga disampaikan oleh bapak Taufik,
“ saya selalu mengikuti pelatihan K13 setiap ditunjuk sekolah mas,
hanya saja terkadang ada yang sampai detail, dan terkadang hanya teori saja,
khususnya yang penilaian ini. Saya baru mendapat penjelasan teknik penilaian
lisan, praktik, portofolio. Namun untuk lembar penilaiannya saya masih
bingung.”
Berdasarkan hasil wawancara
tersebut, adanya pelatihan kurikulum 2013 terhadap guru PAI SMA Muhammadiyah
Sewon belum berjalan maksimal.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah peneliti lakukan di SMA Negeri 1 Sewon bantul,
pembelajaran PAI dan Budi Pekerti berjalan dengan baik. Sebelum melakukan
kegiatan pembelajaran, guru terlebih dahulu menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Secara umum, rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru PAI
dan Budi Pekerti di SMA N 1 Sewon sudah sesuai dengan aspek-aspek RPP dalam
Permendikbud nomor 22 tahun 2016.
Jumlah jam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA N 1 Sewon adalah 3
jam pelajaran atau 135 menit dalam sepekan. Guru selalu memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk membangkitkan semangat belajar sebelum pembelajaran
dilaksanakan. Proses pembelajaran berlangsung secara dua arah dengan memusatkan
pembelajaran pada peserta didik. Peserta didik diarahkan untuk mencari
informasi secara mandiri baik melalui teman sejawat atu melalui diskusi, dan
juga pemanfaatan sumber belajar lainnya. disamping itu, peserta didik
diharuskan untuk mempresentasikan temuan-temuan informasi menjelang akhiir
pembelajaran.
Terkait
implementasi penilaian kurikulum 2013 mata pelajaran pendidikan agama Islam dan
budi pekerti, guru-guru PAI mengalami kendala dalam menilai kompetensi sikap dan
kompetensi sosial, serta pembuatan deskripsi nilai. Kesulitan tersebut terjadi
karena program pelatihan kurikulum 2013 yang telah diikuti oleh guru PAI di SMA
N 1 Sewon belum berjalan secara maksimal.
Upaya yang
dilakukan sekolah untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengirim
beberapa agar mengikuti diklat implementasi kurikulum 2013 yang biasanya
berlangsung pada waktu libur semester.
DAFTAR PUSTAKA
Adolfien,
Deitje “ Manajemen Implementasi Kurikulum : Strategi Penguatan Implementasi
Kurikulum 2013” Jurnal Cakrawala Pendidikan LPMP Universitas Negeri
Yogyakarta, 2014.
Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Pedoman
Umum Implementasi Kurikulum 2013
Jakarta : Kementerian Agama RI, 2013.
Hamalik, Oemar, Dasar-dasar Pengembangan
Kurikulum, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007.
Machali, Imam,
“Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam menyongsong Indonesia Emas Tahun
2045”, Jurnal Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2014.
Mahmud, “ Kendala Guru Dalam Melakukan
Penilaian pada Proses Pembelajaran Kurikulum 2013” dalam Jurnal Pesona
Dasar, 2014.
Martiyono, Mengelola dan Mendampingi
Implementasi Kurikulum 2013. Kebumen
: MKKS, 2014.
Mulyasa, H.E, Pengembangan dan
Implementasi Kurikulum 2013, Bandung, 2015.
Pohan, Rusdin, Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta:
Lanarka, 2007.
Samsu,
Mokhamad,, “ Mengkaji Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMA N 1 Dander dan SMA N 1 Bojonegoro” Jurnal of Islamic Education Studies,
2016.
Sugiyono, Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta, 2009.
Sukiman, Media Pembelajaran PAI , Yogyakarta
: Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta , 2011.
Sukmadinata, Syaodih, Nana, Metode
Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.
Sunarno, “
Kesiapan dan Kendala Dunia Pendidikan dalam Implementasi Kurikulum 2013” dalam Prosiding
Seminar Nasional FMIPA UNDHIKSA 2013.
2013.
Wijaya, Yuni.
Etistika, “Transformasi Pendidikan Abad 21 Sebagai Tuntutan Pengembangan Sumber
Daya Manusia di Era Global” Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2016 Universitas Kanjuruhan Malang,
216
Zainuddin, “ Implementasi Kurikulum 2013
Dalam Membentuk Karakter Anak Bangsa” Jurnal Universum, 2015
[1] Sunarno, “ Kesiapan dan Kendala Dunia Pendidikan dalam Implementasi
Kurikulum 2013” dalam Jurnal Seminar Nasional FMIPA UNDHIKSA 2013 vol.3 No.1 (Januari 2013),
hal. 6.
[2] Mokhamad, Samsu, “ Mengkaji Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMA N 1 Dander dan SMA N 1 Bojonegoro” dalam Jurnal
of Islamic Education Studies vol 1 No 2 (Desember 2016), hal. 381.
[3]Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 6.
[4]Nana Syaodih
Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), hal. 94.
[5]Rusdin Pohan, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta:
Lanarka, 2007), hal. 74.
[10] Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 238.
[11] Imam Machali, “Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam menyongsong
Indonesia Emas Tahun 2045”, dalam Jurnal Pendidikan Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Vol.3 No.1, (Juni,
2014), hal.85.
[12] Etistika Yuni Wijaya, “Transformasi Pendidikan Abad 21 Sebagai Tuntutan
Pengembangan Sumber Daya Manusia di Era Global” dalam Jurnal Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2016 Universitas Kanjuruhan Malang, Volume
1 No 4 , (Juni 216), hal. 265
[14] Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Pedoman Umum
Implementasi Kurikulum 2013 ( Jakarta : Kementerian Agama RI, 2013)
hal. 11.
[16] Hasil Wawancara dengan Bapak Arif Rahman, S.Pd.I., selaku guru PAI kelas
X dan XI SMA N 1 Sewon pada hari Senin, 10 Desember 2018 pukul 10.30 WIB.
[17] Hasil wawancara dengan bapak Arif Rahman, S.Pd.I pada hari Senin 10
Desember 2018 pukul 10.30 WIB di Aula
SMA N 1 Sewon Bantul.
[18] Zainuddin, “ Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Membentuk Karakter Anak
Bangsa” dalam Jurnal Universum Vol.9 No.1 (Januari 2015) hal. 131-139.
[19] Hasil wawancara dengan bapak Arif Rahman, S.Pd.I pada hari Senin 10
Desember 2018 pukul 10.30 WIB di Aula
SMA N 1 Sewon Bantul.
[20] Wawancara dengan Vitria Kumala Sari, Peserta didik kelas X IPA 3 SMA N 1
Sewon pada hari Selasa, 6 Desember 2018. Pukul 11.00 WIB.
[21] Wawancara dengan Vitria Kumala Sari, Peserta didik kelas X IPA 3 SMA N 1
Sewon pada hari Selasa, 6 Desember 2018. Pukul 11.00 WIB.
[22] Wawancara dengan Afrizal, Peserta didik kelas X IPA 3 SMA N 1 Sewon pada
hari Selasa, 6 Desember 2018. Pukul 11.30 WIB.
[23] Sukiman, Media Pembelajaran PAI , (Yogyakarta : Jurusan
Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta , 2011), hal. 24
[26] Hasil wawancara dengan bapak Arif Rahman, S.Pd.I pada hari Senin 10
Desember 2018 pukul 10.30 WIB. Di SMA N 1 Sewon.
[27] Hasil wawancara dengan ananda Afrizal Sulaiman pada hari Selasa, 11
Desember 2018 pukul 09.30 WIB.
[28] Mahmud, “ Kendala Guru Dalam Melakukan Penilaian pada Proses
Pembelajaran Kurikulum 2013” dalam Jurnal Pesona Dasar Vol.2 No.3,
(Oktober 2014), hal 33-34
[29] Hasil wawancara dengan bapak Arif Rahman, S.Pd.I pada hari Senin, 10
Desember 2018 pukul 10.40 WIB.
[30] Martiyono, Mengelola dan Mendampingi Implementasi Kurikulum 2013.
( Kebumen : MKKS, 2014), hal.122.
[31] Deitje Adolfien “ Manajemen Implementasi Kurikulum : Strategi Penguatan
Implementasi Kurikulum 2013” dalam Jurnal Cakrawala Pendidikan LPMP
Universitas Negeri Yogyakarta vol. 4
No. 1 (Februari 2014) hal. 10.
0 Komentar