Jengki
Suaramu yang sahdu,
Parasmu yang asri, dan
Lakumu yang berbudi
Telah menggusur dalil-dalil di kepalaku.
Bayang-bayangmu hadir sebagai raja
Di dalam singgasana pikiranku.
Terus bereksistensi, walaupun musim silih
berganti.
Sayang sekali, aku hanyalah proletar
Yang tak berdasi, tak berkursi , tak
bermateri,
Dan hanya Jengki yang kumiliki.
Aku pun tak pandai bernyanyi
selayaknya musisi,
Ataupun selebriti yang cakap mencari
sensasi
Juga pujangga yang lihai merangkai kata cinta.
Perlahan, sang raja pun bosan
bereksistensi,
Ku biarkan ia pergi bersama kaum
berdasi
Yang menjanjikan gula duniawi.
Beginilah nasib pemilik jengki,
piatu kekasih hati
Must_Roor Red_one
http://masrurridwan.blogspot.co.id/search/label/puisihttp://masrurridwan.blogspot.co.id/search/label/puisi
0 Komentar